Jumat, 29 April 2011

ASUHAN KEPEPERAWATAN PADA PASIEN TETANUS



DEFINISI
Tetanus adalah gangguan neorologis yang ditandai dengan meningkatnya tonus otot dan spasme, yang disebabkan oleh tetanospasmin, suatu toksin protein yang kuat yang dihasilkan oleh Clostridium Tetani.
ETIOLOGI
Penyebab penyakit ini adalah Clostridium Tetani yaitu obligat anaerob pembentukan spora, gram positif, bergerak, yang tempat tinggal (habitat) alamiahnya di seluruh dunia yaitu di tanah, debu dan saluran pencernaan berbagai binatang. Pada ujungnya ia membentuk spora, sehingga secara mikroskopis tampak seperti pukulan gendering atau raket tenis. Spora tetanus dapat bertahan hidup dalam air mendidih tetapi tidak di dalam autoklaf, tetapi sel vegetative terbunuh oleh antibiotic, panas dan desinfektan baku. Tidak seperti banyak klostridia, Clostridium Tetani bukan organisme yang menginvasi jaringan, malahan menyebabkan penyakit melalui toksin tunggal, tetanospasmin yang lebih sering disebut sebagai toksin tetanus. Toksi tetanus adalah bahan kedua yang paling beracun yang diketahui, hanya di unggulin kekuatannya oleh toksin batulinum.
TANDA GEJALA
1. Trismus ( kesukaran membuka mulut ) karena spasme otot-otot mastikatoris.
2. Kaku kuduk sampai opistotonus ( karena ketegangan otot-otot erector trunki ).
3. Ketegangan otot dinding perut ( harus dibedakan dengan abdomen akut ).
4. Kejang tonik apabila dirangsang karena toksin yang terdapat di kornus anterior.
5. Rikus sardonikus karena spasme otot muka ( alis tertarik keatas ), sudut mulut tertarik keluar dan kebawah, bibir tertekan kuat pada gigi.
6. Kesukaran menelan, gelisah, mudah terangsang, nyeri kepala, nyeri anggota badan sering merupakan gejala dini.
7. Spasme yang khas, yaitu badan kaku dengan opistotonus, ekstermitas inferior dalam keadaan ekstensi, lengan kaku dan mengepal kuat. Anak tetap sadar. Spasme mula-mula intermiten diselingi dengan periode relaksasi. Kemudian tidak jelas lagi dan serangan tersebut disertai dengan rasa nyeri. Kadang-kadang di sertai perdarahan intramuscular karena kontraksi yang kuat.
8. Asfiksia dan sianosis terjadi akobat serangan pada otot pernafasan dan laring. Retensi urin dapat terjadi karena spasme otot uretra. Fraktur kolumna vetebralis dapat pula terjadi karena kontraksi otot yang sangat kuat.
9. Panas biasanya tidak tinggi dan terdapat pada stadium akhir.
10. Biasanya terdapat leukositosis ringan dan kadang-kadang terjadi tekanan cairan di otak.
PATHWAY
Infeksi luka tusuk oleh:
· Tertusuk paku
· Pecahan kaca
· Luka tembak
· emotongan tali pusat


 

Keadaan anaerob ideal pada luka

Pertumbuhan clostridium tetani ?
Absorbs melalui ujung syaraf sensori dan motorik

                             Masuk pembuluh darah dan sumbu limbik ke susunan syaraf pusat (SSP)
Pada intra aksonal sampai ganglia/simpul syaraf
                                                       Hilangnya ketidakseimbangannya tonus otot
 

Supuratif :
§  Tindakan A, B dan C proses eleminasi status konvulsi kerusakan satu
§  Atur posisi semiprone BAB terganggu atau beberapa dan gangguan SSP
§  Hentikan kejang pemenuhan nutrisi
§  Cari penyebab
§  Atasi penyulit
§  Debridement kejang lama ± 10 kelumpuhan
§  Netralisis tetani menit
§  Nutrisi dan cairan

 
Kekakuan otot
Lokal generalisata
§  Trismus
§   Opistotonus system pencernaan system pernafasan system
§  Risus sardonikud saraf
§  Kekakuan otot dinding perut
§   Ekstermitas atas fleksi ganagguan metabolic kekakuan otot TIK ?
§  Ekstermitas bawah ekstensi dan proses pencernaan

 
 








 






Hipoksia dan gagal nafas
Alat batu nafas (ventilator/mekanisme respirator)
Masalah keperawatan :
· Ketidakefektifan jalan nafas
· Gangguan pertukaran gas
· Gangguan pola nafas
· Hipertermi
· Gangguan komunikasi verbal
· Resiko ketidakseimbangan cairan dan elektrolit
· Pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan


PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan laboratorium :
a. Liquor Cerebri normal
b. hitung leukosit normal atau sedikit meningkat.
c. Pemeriksaan kadar elektrolit darah terutama kalsium dan magnesium
d. Analisa gas darah dan gula darah sewaktu penting untuk dilakukan.
2. Pemeriksaan radiologi : Foto rontgen thorax setelah hari ke-5.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar