A. Pengertian
Leukemia adalah suatu penyakit neoplastik yang ditandai oleh proliferasi abnormal dari sel-sel hematopietik.
B. Patofisiologi
Klasifikasi leukemia dibagi menjadi menjadi 2 kelompok besar, yang ditandai dengan ditemukannya sel darah putih matang yang menyolok – agranulosit (leukemia granuosit/mielositi) atau limfosit ( limpfositik ). Klasifikasi ini didasarkan pada morfologis diferensiasi sel dan pematangan sel-sel leukemia predominan di dalam sum-sum tulang dan sitokimiawi (Gralnick, 1977; Dabich, 1980, Price,1995). Kalsifikasi ini juga dapat dijadikan suatu gambaran varian dalam manifestasi klinik, prognosis dan pengobatannya.
Jika dilihat dari proses diferensiasi sel darah penggolongan leukemia limfoblastik dan mieloblastik dapat dilihat pada bagan dibawah ini :
|
| ||||||||
|
| ||||||||
|
Leukemia dapat terjadi sebagai akibat diferensiasi abnormal pada salah satu proses diatas.
Walaupun leukemia menyerang kedua jenis kelamin, tetapi pria terserang sedikit lebih banyak dibanding wanita. Leukemia lemfositik, terutama kronik menyolok pada anak-anak umur kurang dari 15 tahun, dengan puncaknya pada umur 2-4 tahun.
Penyebab leukemia secara jelas hingga saat ini belum diketahui dengan pasti, tetapi pengaruh lingkungan dan genetik diperkirakan memegang peranan penting. Faktor genetik dapat dilihat pada tingginya kasus leukemia pada anak kembar monozigot. Faktor lingkungan berupa kontak dengan radiasi ionisasi disertai manifestasi leukemia timbul bertahun-tahun kemudian. Zat kimia misalnya : benzen, arsen, kloramfenikol, fenilbutazone, dan agen antineoplastik, dikaitkan dengan frekwensi yang meningkat , khususnya agen alkil. Agent virus HTLV-1 dari leukemia sel T sejak lama dapat menyebabkan timbulnya leukemia.
Leukemia akut baik granulositik atau mielositik merupakan jenis leukemia yang banyak terjadi pada orang dewasa. Manifestasi klinis berkaitan dengan berkurangnya atau tidak adanya sel hematopoietik (Clarkson, 1983). Tanda dan gejala leukemia akut berkaitan dengan netropenia dan trombositopenia. Ini adalah infeksi berat yang rekuren disertai timbulnya tukak pada membrana mukosa, abses perirektal, pnemonia, septikemia disertai menggigil, demam, tachikardi dan tachypnea. Trombositopenis menyebabkan perdarahan yang tak terkontrol. Tulang mingkin sakit dan lunak. Anemia bukan merupakan manifestasi awal disebabkan karena umur eritrosit yang panjang. Gejala anemia berupa pusing, malaise, dan dispnea waktu kerja fisik yang melelahkan. Pensitopenia dapat terjadi setelah dilakukan kemoterapi.
Leukemia limfositik akut (LLA), paling sering menyerang anak-anak dibawah 15 tahun dan mencapai puncaknya pada umur 2-4 tahun. Manifestasi LLA berupa proliferasi limfoblas abnormal dalam sum-sum tulang dan tempat ekstra medular seperti kelenjar limfe dan limpa. Tanda dan gejala dikaitkan dengan penekanan pada unsur – unsur sum-sum tulang normal. Karena itu, infeksi, perdarahan dan anemia merupakan manifestasi utama. Tanda lain berupa limfadenopati, hepatosplenomegali, nyeri tulang, sakit kepala, muntah, kejang, gangguan penglihatan. Data laboratorium berupa leukositosis, limfositosis, trombosit dan sel darah merah rendah, hiperseluler sum-sum tulang belakang
Secara jelas, hubungan antara patologi leukemi dengan respon klien terhadap kondisi tersebut dapat dilihat dalam diagram berikut:
Faktor internal (Genetik, Imunologi) Faktor Eksternal (HTLV-1, Karsinogenik
Agent, Obat-batan, Radiasi,
LEUKEMI
Gangguan pembentukan leuko memfagosit Penekanan BM
Leukocyt eritrocit&Trombocit Ggn pembentukan
komponen darah
C. Pengkajian
SISTEM | DATA SUBYEKTIF | DATA OBYEKTIF |
Aktivitas | Lesu, lemah, terasa payah, merasa tidak kuat untuk melakukan aktivitas sehari-hari | Kontraksi otot lemah Klien ingin tidur terus dan tampak bingung |
Sirkulasi | Berdebar | Tachycadi, suara mur-mur jantung, kulit dan mukosa pucat, defisit saraf cranial terkadang ada pendarahan cerebral. |
Eliminasi | Diare, anus terasa lebih lunak, dan terasa nyeri. Adanya bercak darah segar pada tinja dan kotoran berampas, Adanya darah dalam urine dan terjadi penurunan output urine. | Perianal absess, hematuri. |
Rasa nyaman | Nyeri abdominal, sakit kepala, nyeri persendian, sternum terasa lunak, kram pada otot. | Meringis, kelemahan, hanya berpusat pada diri sendiri. |
Rasa aman | Merasa kehilangan kemampuan dan harapan Riwayat infeksi yang berulang, riwayat jatuh, perdarahan yang tidak terkonrol meskipun trauma ringan. | Dpresi, mengingkari, kecemasan, takut, cepat terangsang, perubahan mood dan tampak bingung. Panas, infeksi, memar, purpura, perdarahan retina, perdarahan pada gusi, epistaksis, pembesaran kelenjar limpa, spleen, atau hepar, papiledema dan exoptalmus, |
Makan dan minum | Kehilangan nafsu makan, tidak mau makan, muntah, penurunan berat badan, nyeri pada tenggorokan dan sakit pada saat menelan. | Distensi abdomen, penurunan peristaltic usus, splenomegali, hepatomegali, ikterus, stomatitis, ulserasi pada mulut, gusi membengkak (acute monosit leukemia). |
Sexualitas | Perubahan pola menstruasi, menornhagi. Impoten. | |
Neurosensori | Penurunan kemampuan koordinasi, perubahan mood, bingung, disorientasi, kehilangan konsentrasi, pusing, kesemutan, telinga berdenging, kehilangan rasa | Peningkatan kepekaan otot, aktivitas yang tak terkontrol. |
Respirasi | Nafas pendek, | Dyspnoe, tachypnoe, batuk, ada suara ronci, rales, penurunan suara nafas. |
Belajar | Riwayat terpapar bahan kimia seperti benzena, phenilbutazone, chloramfe-nikol, terkena paparan radiasi, riawat pengobatan dengan kemotherapi. Kesalahan kromosom, | |
Data penunjang:
Penghitungan sel darah :
- Normocitic, normokromik anemia
- Hb < 10 g/100 ml
- Retikulosit : rendah
- Platelet count : < 50.000/mm
- WBC > 50.000/cm (Shift to left) tampak blast sel leukemia
- PT/PTT memanjang
- LDH meningkat
- Serum asam urat dalam urine : meningkat
- Serum lysozym : meningkat terutama pada acut monosit dan myelosit leukemia.
- Serum tembaga : meningkat
- Serum Zinc : menurun
- Biopsi Bone Narrow: abnormal WBC lebih dari 50 %, lebih dari 60 % - 90 % blast sel,
- Chest X- Ray : Pembesaran hepar dan lien
- Lymp node biopsy : tampak pengecilan
C. Diagnose Keperawatan
1. Resiko tinggi terjadi infeksi s.d penurunan daya tahan tubuh, prosedur invasive, malnutrisi dan penyakit kronis.
2. Resiko tinggi devisit cairan s.d kurang intake cairan, muntah, perdarahan, diare, demam
3. Nyeri s.d pembesaran organ intraabdominal, dan manifestasi dari kecemasan.
4. Keterbatasan aktivitas s.d kelemahan, penurunan cadangan energi, suplay oksigen yang tidak seimbang, terapi isolasi.
5. Kurangnya pengetahuan tentang perjalanan penyakit, prognosis dan pengobatan s.d kurangnya informasi, atau misinterprestasi.
D. Intervensi Keperawatan dan Rasional
DX | INTERVENSI | RASIONAL |
1 2. 3. 4. 5 | - Tempatkan pada ruang khusus dan batasi pengunjung. Awasi pemberian buah dan sayyur segar. - Lakukan protap pencucian tangan bagi setiap orang yang kontak dengan klien - Monitor vital sign - Cegah peningkatan suhu tubuh dengan cara pemberian cairan yang adekuat serta lakukan kompres hangat. - Lakukan pemeriksaan suara nafas dan batuk secara teratur.. - Pegang klien dengan lembut dan linen tetap kering dan rapi. - Jaga integritas kulit, luka yang terbuka dan kebersihan kulit dengan pembersih antibakteri. - Periksa mukosa mulut dan lakukan oral hygiene. - Jaga kebersihan kebersihan anus dan genital. - Awasi istirahat dan pola tidur klien secara ketat. - Berikan asupan makanan yang adekuat yang mengandung cairan serta protein tinggi. - Lakukan tindakan kolaborasi: - Blood test count : WBC dan Neutrofil. - Lakukan kulture - Pemberian antibiotik sesuai order. - Review serial X-Ray - Berikan makanan yang memiliki resiko tinggi menimbulkan infeksi sperti yang sudah dimasak atau yang sudah diproses secara higienes. - Monitor intake dan out-put - Tim bang berat badan setiap hari - Monitor Tensi dan frekwensi jantung. - Evaluasi turgor kulit, capiler refill, dan kondisi mukosa. - Perhatikan mukosa dari ptechie, ecchymosis, perdarahan gusi. - Lakukan tindakan yang lembut untuk mencegah perlukaan seperti menggunakan sikat gigi yang lembut, kapas swab, lakukan tepid sponge, gunakan alat cukur elektrik. - Kolaborasi: - Lakukan pemasangan IV line - Monitor laboratorium Platelet, Hb/Ct, cloting. - Pemberian anti muntah - Pemberian Alluporinol - Kaji keluhan nyeri dengan skala nyeri (0 – 10) - Monitor vital sign dan kaji ekpresi nonverbal. - Jaga lingkungan agar tetap tenang - Kurangi stimulasi yang meningkatkan stress. - Letakkan pada posisi nyaman - Lakukan perubahan posisi secara periodic - Evaluasi koping mekanisme klien - Kolaborasi: - Kadar asam urat - Pemberian analgetik - Pemberian narkotik - Antianxiety - Kaji kelemahan tubuh klien dan ajak anak berpartisipasi untuk bermain. - Berikan kesempatan istirahat dan tidur yang cukup - Berikan makanan selingan yang cukup selama kemotherapi - Kolaborasi: - Antiemetik - Berikan oksigen - Berikan penjelasan tentang patologi leukemia, tindakan serta prognosenya.kepada keluarga | - Untuk menjaga klien dari agent patogen yang dapat menyebabkan infeksi. - Mencegah infeksi silang - Progresive hipertermia sebagai pertanda infeksi atau demam sebagai efek dari pemakaian kemotherapi maupun tranfusi - Membantu menghilangkan demam yang dapat menimbulkan ketidak seimbamgan cairan tubuh, ketidak nyamanan serta komplikasi CNS. - Mencegah sumbatan sekresi saluran pernafasan. - Mencegah eksoriasi. - Untuk mencegah infeksi local. (Luka biasanya tidak bernanah akibat rendahnya kadar granulosit). - Jaringan mukosa mulut merupakan medium bagi perkembangan bakteri. - Untuk mencegah terjadinya infeksi anal maupun genital. - Untuk konservasi energi bagi perkembangan sel-sel klien. - Untuk mempertahankan daya tahan tubuh klien dan keseimbangan cairan tubuh kien. - Penurunan WBC merupakan kesimpulan dari proses penyakit dan efek samping dari pengobatan kemoterapi. - Untuk mengetahui sensitivitas kuman. - Untuk mencegah infeksi - Indikator dari perkembangan kondisi klien. - Penurunan volune cairan dapat menjadi prekusor kerusakan RBC sehingga dapat menimbulkan kerusakan tubulus ginjal dan terbentuknya batu ginjal. - Untuk melakukan analisis tentang fungsi ginjal. - Perubahan dapat menjadi indikasi hipovolemia. - Sebagai indicator status dehidrasi. - Penekanan bone narrow dan produksi platelet yang rendah beresiko menimbulkan perdarahan yang tak terkontrol. - Jaringan yang lemah, dan mekanisme pembekuan yang abnormal sering menjadi penyebab perdarahan tak terkontrol. - Untuk mempertahankan kebutuhan cairan tubuh. - Jika platelet count < 20000/mm. Penurunan Hb/Hct dapat menimbulkan perdarahan. - Mencegah hilangnya cairan melalui muntahan. - Mencegah timbulnya nefropati - Untuk mempermudah intervensi dan observasi terhadap - Mengetahui efektivitas tindakan terhadap nyeri. - Meningkatkan kesempatan istirahat dan memperbaiki koping mekanisme. - Mencegah rasa tidak nyaman pada persendian - Meningkatkan sirkulasi jaringan dan mobilitas sendi. - Untuk mengetahui kemampuan kontrol klien terhadap nyeri. - Mengkaji efek dari leukemia terutama pada fase pengobatan, sehingga perlu dianalisa perlu tidaknya bantuan. - Untuk menyimpan energi dan perbaikan sel. - - Menyiapkan mental untuk tindakan menghadapi kasus yang diderita anaknya. |
BAB II
TINJAUAN KASUS
Ruangan: Anak C RSUD Dr. Soetomo Surabaya
A. Pengkajian
Dilakukan pada tanggal : 2 April 2001
- Identitas Klien
Nama : Eka. S
Jenis kelamin : Laki-laki
Tempat/tgl lahir : 12 September 1992
Umur : 9 tahun
Anak ke : 7
Nama ayah : Sudarmaji
Nama ibu : Pujiati
Pendidikan ayah : SD
Pendidikan Ibu : SMP
Agama : Islam
Suku Bangsa : Jawa
Alamat : Kemulan, RT 2/2 Malang
Tanggal masuk : 20 Februari 2001
Diagnose medis : Leukemia
Sumber informasi : Catatan medis, Orang tua dan klien sendiri.
- Riwayat keperawatan
a. Sekarang
Keluhan utama : Badan terasa lemas, bila beraktivitas cepat lelah.
Riwayat penyakit :
Pada awalanya keluhan timbul 3,5 bulan yang lalu, berupa panas naik turun yang selanjutnya diikuti dengan keluhan gusi membengkak dan mengeluarkan darah serta bau mulut tidak enak. Eka S 3,5 bulan yang yang mimisan jika suhu tubuh meningkat. Sering timbul bintik perdarahan pada kulit . Eka S sejak 3,5 bulan sering mengeluh sakit kepala, perut merongkol tetapi tidak nyeri. Sejak itu muka tampak pucat, nafsu makan menurun serta BAB hitam seperti petis. Pada saat masuk RS anak dikeluhkan panas, pucat, munta-muntah dan kejang sebanyak 2 kali. Setelah kejang anak mengeluh badan sebelah kanan terasa lemas. Sejak itu aktivitas menjadi terbatas.
- Sebelumnya:
Prenatal : Normal (menurut keluarga)
Natal : Lahir normal, spontan pervaginam dibantu oleh bidan BB lahir 2600 gr.
Post natal : ASI hingga 4 bulan, penyakit yang sering diderita batuk dan pilek yang hilang setelah berobat kebidan.
Luka operasi : Tidak ada
Alergi : Tidak ada
Pola kebiasaan : Bermain dengan teman sebaya dan suka makan makan bakso dan jajan di warung.
Tumbuh kembang :
- Tumbuh gigi umur 6 bulan
- Tengkurep umur 6 bulan
- Duduk umur 8 bulan
- Berdiri umur 9,5 bulan
- Berjalan umur 13 bulan
- Naik sepeda umur 2 tahun
- Tk umur 6 tahun
- SD umur 7 tahun
- Sekarang kelas III SD dengan prestasi sangat baik yaitu juara kelas.dan biasa bermain dengan teman sebaya di sekolah maupun di rumah.
Imunisasi : Lengkap
Status gizi : BB 25 kg lingkar lengan ........ cm
Psikososial : Anak selama ini sangat dekat dengan semua keluarga. Anak merupakan anak bungsu dari 7 bersaudara. Dirumah biasanya selalu bermain dengan teman sebaya. Sejak di RS anak hanya bermain dengan keluarga dan mencari hiburan dengan membaca bacaan anak – anak.
Psikoseksual : anak merasa malu jika ditanyai masalah perkembagan seksualnya.
Interaksi : Komunikasi dengan bahasa indonesia lancar, dan komunikatif.
c. Riwayat Kesehatan Keluarga
: Laki-laki /penderita
: Perempuan
Genogram keluarga dalam rangka penelusuran genetika pada klien Leukemia
Komposisi keluarga : Eka S merupakan anak ke-7 dari 7 saudara. Sekarang tinggal dirumah dengan kedua orang tuanya dan bergabung dengan nenek serta kakeknya.
Lingkungan rumah dan komunitas : Keluarga merupakan pekerja pembuat batu bata yang tidak .
Kultur dan kepercayaan : Keluarga merupakan penganut agama islam yang taat dan percaya bahwa penyakit yang diderita oleh anaknya disebabkan oleh kelainan dari tubuh anaknya.
Fungsi dan hubungan keluarga: Keluarga kompak dan komunikasi serta peran antar anggota keluarga sesuai dengan tanggungjawabnya.
Perilaku yang mempengaruhi kesehatan : Tidak ada perilaku khusus yang dapat mengancam kesehatan keluarga.
Persepsi keluarga tentang penyakit klien : Keluarga yakin, bahwa penyakit Eka S timbul akibat kelainan dalam tubuh Eka S, bukan karena gangguan ilmu hitam. Keluarga mengatakan tidak tahu tentang penyakit yang diderita anaknya secara pasti. Keluarga mengatakan bagaimana nantinya keadaan anaknya.
d. Pemeriksaan Fisik
1). Keadaan umum : Kesadaran baik, Klien tenang, tampak pucat, dan hanya berbaring di tempat tidur.
2). Tanda vital : S = 36, 7 o C, Nadi 86 X/mnt, T : 110/60 mmHg, RR : 28X/mnt
3). Kepala dan wajah : Normal
4) Mata : Konjuctiva pucat lainnya normal
5) Telinga : Normal/ bersih
6) Hidung : Normal/ bersih
7) Mulut : Nomal/ Gigi geraham belakang kiri berlubang
8) Tenggorokan : Normal
9) Leher : Normal
10) Dada : Normal
11) Paru-paru : Normal
12) Jantung : Besar normal, RR : 0,533, PR : 0,14, QRS : 0,088
Axis : 86 O ; ; Supraventrikuler, prematur beat dan ventrikuler prematur beat.
13). Abdomen : Normal
14) Ginjal : Normal
15) Genetalia : Normal
16) Rektum :Normal/bersih
17) Ektemitas : Tampak mengecil dan ada sisa hemiparese
444 555
444 555
18) Punggung : Normal
19) Neurologi : Nervus facialis normal, parese pada ektremitas kanan.
20) Endokrin : Tidak dikaji
e. Pola fungsi kesehatan
Nutrisi dan metabolisme : Porsi yang disediakan RS habis, ditambah dengan makanan yang dibelikan oleh keluarga.
Eliminasi : Bab dan Bak Normal
Istirahat : Cukup
Aktivitas dan latihan : Persendian terasa sakit jika jongkok maupun bergerak terlalu banyak.
f. Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium :
- Hb : 10,9 %/dl - RBC : 3.380.000 %/dl - Leuko 3100 %/dl
- Trombo cukup - Ansositois + - Hipokrom +
- Alb : 13,8 dl
Foto : Pembesaran pada jantung tetapi dalam batas normal
BM : Hiperseluler aktivitas serta eritopoetik terdesak aktivitas sistem granulopoetik megalosit tidak dijumpai. Terdapat sel mononukleus di sitoplasma tepi.
Riwayat Therapi:
MTX IV 500 mg
MTX + Dexa + Arn + CIT
DNR 30 mg/m2 IV
VCR 1,5 mg/mg/ minggu/IV
Dexa 4 mg/m2
GMP 30 mg /m2/hari
Therapi sekarang :
Amox 3 X 500 mg
Dexa 3-2-2
BC/C 3 X 1
Vitamin E 1 X 1
Trombop untuk kulit
Bila hasil DL baik maka :
- Leonase : 5000 U/IV
- DNR : 25 gr IV
- VCR : 1,5 gr IV
g. Analisa Data
DATA | | MASALAH | |||
Subyektif :: Klien mengeluh merasa lemas, pusing, cepat lelah. Obyektif Ada bekas tusukan di tangan kiri. Leuko : 3100 gr/dl, Hasil BM hperseluler dari sel bone marrow, terdapat Hiperseluler aktivitas serta eritopoetik terdesak aktivitas sistem granulopoetik megalosit tidak dijumpai. Terdapat sel mononukleus di sitoplasma tepi. Subyektif : Klien mengeluh cepat lelah, tubuih terasa nyeri, ektremitas sebelah kanan terasa agak lemah, cepat lelah dan sulit kalau berjalan atau jongkok. Data obyektif: Klien tampak lebih banyak tiduran. Parese ektemitas dekstra 444 555 444 555 Kedua kaki tampak antopi Data Subyektif: Keluarga belum tahun jenis pengobatan yang akan dilakukan, lama pengobatan, kemungkinan kesembuhan anaknya, serta lamanya di rawat di RS. Keluarga sering bertanya tentang apa yang harus dilakukan untuk mencegah penurunan kondisi anakanya. Data Obyektif: Keluarga tampak pasrah. Keluarga sering membelikan Eka S. makanan yang dijual di RS. | Adanya sel-sel ganas pada sum-sum tulang yang menyebabkan gangguan pembentukan leukosit, trombosit serta eritosit. Penurunan kadar HB dan kelemahan dari seluruh tubuh Kurangnya informasi tentang penyakit, prognose, pengobatan serta kemungkina sembuh anaknya serta perawatan anak yang menderita leukemia. | Potensial terjadi infeksi Keterbatasan gerak dan aktivitas. Kurangnya pengetahuan |
B. Diagnose Keperawatan
1). Potensial terjadi infeksi s.e penurunan daya tahan tubuh yang ditandai dengan kadar leuko 3800 %/ dl, hiperseluler dari sel bone marrow.
2) Keterbatasan aktivitas s.d dengan kelemahan pada ektremitas, kelemahan dan kekakuan pada persendian ditandai dengan tubuh cepat lelah, lemah saat beraktivitas, serta HB 10,8 % dl, hemiparese dextra.
3) Kurangnya pengetahuan tentang perjalanan penyakit, prognosis, pengobatan dan efek samping pengobatan s.d kurangnya informasi, atau misinterprestasi
C. Rencana Keperawatan
DX | Tujuan | INTERVENSI | RASIONAL | EVALUASI | |||||
1 | 1Setelah dirawat selama 1 minggu tidak terdapat tanda-tanda infeksi dan keluarga tahu mencegah terjadinya infeksi. | - Tempatkan pada ruang khusus dan batasi pengunjung. Awasi pemberian buah dan sayur segar. - Lakukan protap pencucian tangan bagi setiap orang yang kontak dengan klien - Monitor vital sign - K/P cegah peningkatan suhu tubuh dengan cara pemberian cairan yang adekuat serta lakukan kompres hangat. - Lakukan pemeriksaan suara nafas dan batuk secara teratur.. - Pegang klien dengan lembut dan linen tetap kering dan rapi. - Periksa mukosa mulut dan lakukan oral hygiene. - Jaga kebersihan kebersihan anus dan genital. - - Awasi istirahat dan pola tidur klien secara ketat. - Kontrol berat badan secara teratur. - Berikan asupan makanan yang adekuat yang mengandung cairan serta protein tinggi. - - Lakukan tindakan kolaborasi: Blood test count : WBC dan Neutrofil. Berikan makanan yang memiliki resiko tinggi menimbulkan infeksi sperti yang sudah dimasak atau yang sudah diproses secara higienes. Kolaborasi pemberian obat-obat : -Amox 3 X 500 mg Dexa 3-2-2 BC/C 3 X 1 Vitamin E 1 X 1 Vitamin C Bila hasil DL baik maka : - Leonase : 5000 U/IV - DNR : 25 gr IV - VCR : 1,5 gr IV Trombop untuk kulit | - Untuk menjaga klien dari agent patogen yang dapat menyebabkan infeksi. - Mencegah infeksi silang - Progresive hipertermia sebagai pertanda infeksi atau demam sebagai efek dari pemakaian kemotherapi maupun tranfusi - Membantu menghilangkan demam yang dapat menimbulkan ketidak seimbamgan cairan tubuh, ketidak nyamanan serta komplikasi CNS. - Mencegah sumbatan sekresi saluran pernafasan. - Mencegah eksoriasi. - Jaringan mukosa mulut merupakan medium bagi perkembangan bakteri. - Untuk mencegah terjadinya infeksi anal maupun genital. - Untuk konservasi energi bagi perkembangan sel-sel klien. - Untuk menentukan status gizi dan keadaan umum klien. Gizi yang baik dapat mencegah timbulnya infeksi. - Untuk memperta-hankan daya tahan tubuh klien dan keseimbangan cairan tubuh kien. - Penurunan WBC merupakan kesimpulan dari proses penyakit dan efek samping dari pengobatan kemoterapi. - - Indikator dari perkembangan kondisi klien. Untuk mencegah infeksi Propilaksis Mempertahankan dinding sel dan mensupresi sum-sum tulang memproduksi sel-sel darah. Vit B sebagai faktor pembentukan darah Vit E : mempertahankan elastisitas dinding sel tubuh Untuk pembekuan darah dan meningkatkan daya tahan tubuh. Kombinasi untuk menekan pembentukan sel-sel kanker melalui mekanisme kompetisi target sel. Antiinflamasi lokal | - Tidak terjadi infeksi silang pada eka:yang ditandai dengan : - - Tidak ada panas - Tidak ada bengkak - Tidak ada lesi pada tubuh anak - Suhu tubuh 36,5 – 36,9 o C - Respirasi 20 X/mnt - Tensi 110/70 mm Hg - Kesadaran kompos mentis - Setiap petugas dan keluarga melakukan prosedur cuci tangan sebelum menyentuh klien Keluarga memberikan makanan dan minuman yang bersih dan sudah dimasak. Berat badan anak normal (26- 29 kg) Tidak terjadi reaksi alergi akibat pemakaian obat. | |||||
| | - | - | - | |||||
| | | | | |||||
DX | TUJUAN | INTERVENSI | RASIONAL | EVALUASI | |||||
2. | Setelah dirawat selama 7 hari anak dapat beraktivitas tanpa kelelahan yang berarti dan mampu beraktivitas tanpa keluhan nyeri | - Kaji kelemahan tubuh klien dan ajak anak berpartisipasi untuk bermain. - Berikan kesempatan istirahat dan tidur yang cukup - - Berikan makanan selingan yang cukup selama kemotherapi - Kolaborasi: - - Fisioterapi - | Mengkaji efek dari leukemia terutama pada fase pengobatan, sehingga perlu dianalisa perlu tidaknya bantuan. - Untuk menyimpan energi dan perbaikan sel. - - Untuk memenuhi kebutuhan energi yang cukup untuk meningkatkan daya tahan. Agar tidak terjadi kontraktur aktivitas klien terkontrol. - - | Setelah tindakan aktivitas klien: - terkontrol dengan kriteria : - Klien beraktivitas secara teratur - Klien tidak mengeluh lelah setelah beraktivitas. - Klien tidak mengeluh nyeri saat beraktivitas. - Klien dapat melakukan kegiatan sehari-hari tanpa dibantu. - Klien dapat bermain dengan keluarga dan temn sebaya yang dirawat di RS. - Klien dapat menikmati hobi membaca buku tanpa merasa kelelahan. - | |||||
DX | TUJUAN | INTERVENSI | RASIONAL | EVALUASI | |||||
3 | Setelah dirawat selama seminggu klien dapat mengetahui penyakit, pengobatan, lama pengobatan, prognose serta reaksi yang bisa timbul akibat pengobatan kanker. Keluarga tetap komitmen untuk terus mendukung pengobatan klien. | -Jelaskan tentang patologi leukemia, tindakan serta prognosenya.kepada keluarga - -Jelaskan tentang efek samping penggunaan sitostatika | - Menyiapkan mental untuk tindakan menghadapi kasus yang diderita anaknya. - Mengantisipasi jika terjadi efek samping penggunaan sitostatika. | Setelah dirawat keluarga dapat : - mengetahui bahwa penyakit anaknya kanker darah. - - Keluarga tahu tanda dan gejala kanker darah pada anak berupa letih, lesu, lemas, linglung dan pucat. - - Tahu penyebab dari anemia adalah, faktor keturunan, lingkungan dan virus. - - Tahu bahwa pengobatan yang dilakukan minimal dua tahun - - Tahu cara mencegah akibat samping dari anemia dengan cara menjaga kebersihan tubuh, memberikan makanan yang bersih dan menghindari perlukaan. Keluarga bersedia mendukung pengobatan anaknya. - | |||||
D.Tindakan Keperawatan
Hari/tgl/ Jam | Tindakan | Evaluasi | Nama/T.Tangan Pelaksana |
Selasa, 3 April 2001 08.00 08.15 08.30 08.30 08.45 11.30 12.00 12.15 13.00 13.30 Rabu, ¾ 2001 08.00 08.15 08.30 08.30 08.45 10.00 11.30 12.00 12.15 13.00 13.30 Kamis, 4 –4 2001 08.00 08.15 08.30 08.30 08.45 09.00 11.00 11.30 12.00 12.15 13.00 13.30 Jumat 5-4-2001 08.00 08.15 08.30 08.30 08.45 11.00 11.15 11.30 12.00 12.15 13.00 13.30 | - - - - - Membersihkan tempat tidur klien. - Memonitor makan - Menimbang BB klien - - Menanyakan tidur anak - Memberikan obat oral Amox 500 mg Dexa 1 tab BC 1 tab Vitamin E 1 tab Vitamin C 1 tab. - Monitor vital sign dan keadaan umum anak. Memonitor makan klien Memberikan obat oral Amox 500 mg Dexa 1 tab BC 1 tab Vitamin E 1 tab Vitamin C 1 tab. Kaji keluhan umum klien He agar keluarga memperhatikan kebersihan makanan tambahan yang diberikan keluarga. - - Membersihkan tempat tidur klien. - Memonitor makan - Menimbang BB klien - - Menanyakan tidur anak - Memberikan obat oral Amox 500 mg Dexa 1 tab BC 1 tab Vitamin E 1 tab Vitamin C 1 tab. Menganjurkan agar keluarga mendampingi anak latihan dan melenturkan badan Memberikan contoh latihan - Jalan dan melenturkan pinggang - Monitor vital sign dan keadaan umum anak. Memonitor makan klien Memberikan obat oral Amox 500 mg Dexa 1 tab BC 1 tab Vitamin E 1 tab Vitamin C 1 tab. Kaji keluhan umum klien He agar keluarga memperhatikan kebersihan makanan tambahan yang diberikan keluarga. - - - - - Membersihkan tempat tidur klien. - Memonitor makan - Menimbang BB klien - Menanyakan keluhan anak Memberikan obat oral Amox 500 mg Dexa 1 tab BC 1 tab Vitamin E 1 tab Vitamin C 1 tab. Persiapan pemeriksaan darah rutin Memonitorr keadaan anak setelah tindakan pengambilan bahan laboratorium rutin (DL) - Monitor vital sign dan keadaan umum anak. Memonitor makan klien Memberikan obat oral Amox 500 mg Dexa 1 tab BC 1 tab Vitamin E 1 tab Vitamin C 1 tab. Kaji keluhan umum klien He tentang penyakit, jenis pengoba-tan, lama pengobatan dan prognose dari penyakit anak. Menyampaikan bahwa, jika hasil lab hari ini baik yakni kadar leuko lebih dari 4000, Hb lebih dari 10 % dl dan trobosit cukup anak akan diberikan leonase. - - Membersihkan tempat tidur klien. - Memonitor makan - Menimbang BB klien - Menanyakan keluhan anak Memberikan obat oral Amox 500 mg Dexa 1 tab BC 1 tab Vitamin E 1 tab Vitamin C 1 tab. Menerima hasil pemeriksaan DL Pemberian Leonase 5000 m drip Monitor vital sign dan keadaan umum anak. Memonitor makan klien Memberikan obat oral Amox 500 mg Dexa 1 tab BC 1 tab Vitamin E 1 tab Vitamin C 1 tab. BM 1 tab Kaji keluhan umum klien He agar keluarga menyampaikan jika ada keluhan dari anak | Tempat tidur bersih Menu yang disediakan berupa diet TKTP habis 1 porsi. BB 25 kg Anak tidur cukup Reaksi alergi tidak ada S; 36,7 o C, N : 88 X/mnt, RR : 28 X/mnt, T : 110 mm hg Suara nafas normal, mukosa mulut lembab, mulut bersih Porsi makan habis Reaksi alergi tidak ada Klien tenang dan tidur Keluarga mengatakan mengerti. Tempat tidur bersih Menu yang disediakan berupa diet TKTP habis 1 porsi. BB 25 kg Anak tidur cukup Reaksi alergi tidak ada Keluarga setuju Anak mau berlatih, tetapi punggung masih kaku. S; 36,7 o C, N : 88 X/mnt, RR : 28 X/mnt, T : 110 mm hg Suara nafas normal, mukosa mulut lembab, mulut bersih Porsi makan habis Reaksi alergi tidak ada Klien tenang dan tidur Keluarga mengatakan mengerti. Tempat tidur bersih Menu yang disediakan berupa diet TKTP habis 1 porsi. BB 25 kg Anak tidur cukup, nafsu makan baik, pusing tidak ada dan agak berdebar-debar jika jalan-jalan di tangga. Reaksi alergi tidak ada Anak dan keluarga siap secara fisik maupun psikologis dan siap ke laboratorium. Anak lemas sehingga dianjurkan untuk tidur. S; 36,9o C, N : 88 X/mnt, RR : 28 X/mnt, T : 10/60 hg Suara nafas normal, mukosa mulut lembab, mulut bersih Porsi makan habis Reaksi alergi tidak ada Klien tenang dan tidur Keluarga mengatakan mengerti., dapat mengungkapkan kembali penjelasan yang disampaikan. Keluarga bersedia. Tempat tidur bersih Menu yang disediakan berupa diet TKTP habis 1 porsi. BB 26 kg Anak tidur cukup, nafsu makan baik, pusing tidak ada dan agak berdebar-debar jika jalan-jalan di tangga. Bab 1 x sehari tidak mencret/ sembelit, BAK biasa warna kuning jernih. Reaksi alergi tidak ada Leuko 4500 %/dl, HB 10,8 % /dl, trombo cukup Reaksi alergi tidak ada netes lancar S; 36,9o C, N : 88 X/mnt, RR : 28 X/mnt, T : 10/60 hg Suara nafas normal, mukosa mulut lembab, mulut bersih Porsi makan habis Reaksi alergi tidak ada Klien tenang dan tidur Keluarga bersedia. | |
E.Evaluasi
HARI /TANGGAL | Diagnose | S | O | A | P | |||
Senin, 9/4/2001 Senin 9 – 4- 2001 Senin, 9-4-2001 | Potensial terjadi infeksi s.e penurunan daya tahan tubuh yang ditandai dengan kadar leuko 3800 %/ dl, hiperseluler dari sel bone marrow. Keterbatasan aktivitas s.d dengan kelemahan pada ektremitas, kelemahan dan kekakuan pada persendian ditandai dengan tubuh cepat lelah, lemah saat beraktivitas, serta HB 10,8 % dl, hemiparese dextra. Kurangnya pengetahuan tentang perjalanan penyakit, prognosis, pengobatan dan efek samping pengobatan s.d kurangnya informasi, atau misinterprestasi | Pusing, panas, lemas, nyeri tubuh tidak ada Rasa lelah jika berjalan mulai berkurang, anak dapat berjalan keliling bangsal anak bahkan sampai ke kantin. Punggung masih kaku, kelemahan kaki kanan sudah berkurang Keluarga dapat menjelaskan penyakit, pengobatan, jenis tindakan, lama perawatan , komplikasi yang bisa timbul serta tindakan yang harus dilakukan untuk mencegah komplikasi | Leuko : 4500 %/dl, HB : 10,9 %/dl, Trombo cukup, tanda-tanda infeksi tidak ada, S : 36,9 o C, N : 88 X/mnt, T : : 100/70 RR: : 28 X/mnt, Suara nafas normal, Bab normal, Bak normal warna jernih. 555 555 444 555 Anak mampu berjalan hingga kekantin depan bangsal dan kelaboratorium tanpa mengeluh lelah yang berarti. Gerakan ektremitas lentur Keluarga tidak memberikan makanan yang dibeli sembarangan, keluarga aktif membantu latihan anak, keluarga aktif menasehati anak agar menjaga kebersihannya. | Tidak terjadi infeksi silang Akan tetapi mengingat kondisi patologis proliferasi sela darah maka pemantauan harus tetap dilakukan. Masih terdapat tanda-tanda kelemahan pada kaki kanan, punggung masih kaku. Hal itu berarti masalah baru dapat diatasi sebagian Masalah teratasi | Lanjutkan rencana tindakan yang sudah ditetapkan sebelumnya. Lanjutkan rencana tindakan sebelumnya dan lakukan kolaborasi dengan fisioterapis - |
LAPORAN KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN
LEUKEMIA
DISUSUN DALAM RANGKA PRAKTEK KLINIK KEPERAWATAN DI RUANG C ANAK
RSUD DR. SOETOMO SURABAYA TANGGAL 2 S.D 9 APRIL 2001
OLEH
I WAYAN SUARDANA
NIM. 019930038 B
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
200
New Rules for Baccarat: A Beginner's Guide to Baccarat
BalasHapusThe rules are similar to traditional Baccarat, as the rules 바카라 사이트 will change as the game gets 샌즈카지노 easier and choegocasino the casino can keep rolling. A
Harrah's Resort SoCal: 8562 reviews, 0% w/ COVID-19
BalasHapusClose 전라북도 출장샵 to Harrah's Resort 광주 출장안마 SoCal. In fact, it's an 성남 출장마사지 absolute nightmare. 창원 출장안마 Hotel, Golf Course, Convention Center and more; 3,700 rooms 이천 출장마사지 with 1,108 guest rooms Rating: 3.6 · 1,108 votes